Nak, jadilah orang yang cerdas, jangan hanya jadi orang pintar. Karena pintar saja tidak cukup tanpa kearifan.
Kamu tahu nak apa beda orang cerdas dan pintar?
"Bagaimana pak?"
Kalau orang pintar, dia hanya mengandalkan kemampuan otaknya, tanpa melibatkan perasaannya. Sedang orang cerdas, otaknya jalan pun hatinya jalan. Artinya, orang cerdas adalah orang yang punya pengetahuan dan dia mengerti, mengerti dengan dirinya juga pada lingkungannya. Itulah dia yang punya kearifan untuk menempatkan dirinya dimana dia berdiri, duduk dan berbaring.
Kamu ingat ayat yang dulu pernah kamu tanyakan saat pertama kali masuk kuliah?
"Ingat pak, ayat 191 pada surat Al-'Imron". Dulu bapak ceritakan kan, bahwa ayat itu adalah penjelasan dari ayat sebelumnya, yaitu menjelaskan tentang Ulul Albab. Itulah orang yang cerdas nak. Orang yang dalam keadaan duduk, berdiri dan berbaring pun, selalu mengerti posisinya bahwa dia adalah hanya seorang hamba yang diminta selalu merenungkan segala kedahsyatan ciptaan Sang Pencipta. Yang artinya, kita hanyalah manusia yang penuh kelemahan yang tak pantas menyombongkan segala kelebihan yang sejatinya hanya titipan sementara.
"Bapak, saya pun ingat, dulu bapak pernah menceritakan tentang pesan mutiara Syeikh Imam Al-Ghazali, bahwa manusia bermacam-macam, (1) ada manusia yang tahu bahwa dirinya tahu, (2) ada manusia yang tahu bahwa dirinya tidak tahu, dan (3) ada manusia yang tidak tahu bahwa dirinya tahu, juga (4) ada manusia yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Bukankah orang yang (1) dan (2) termasuk orang yang cerdas bapak?"
Tepat sekali nak, mereka pun termasuk orang yang cerdas. Terima kasih nak, sudah menyimpan pesan-pesan bapak begitu rapi dalam memorimu. Semoga Allah menuntunmu selalu menuju kehidupan yang selamat dunia dan akhirat. Amin. Jadilah perempuan tangguh nak, jadilah pribadi yang bermanfaat dan selalu membawa kebaikan.
Adinda Iffah, Banyak-banyaklah minta ampun, banyak-banyaklah bersyukur, dan banyak-banyaklah mengamalkan ilmu yang kamu dapat walau hanya secuil, termasuk pesan-pesan bapak juga ibuk.
Situbondo, 12 Januari 2019.
Komentar